Thursday, November 6, 2008

4 macam alasan dari 4 jenis golongan manusia

Pada hari Kiamat nanti Allah akan menolak 4 macam alasan dari 4 jenis golongan manusia iaitu:

1) Allah menolak alasan dari orang kaya kalau sekiranya ia berkata,"Kekayaan yang aku cari dengan usaha titik peluh sendiri telah menyibukkan aku sehingga aku tidak sempat melaksanakan amal ibadat dan kebajikan." Firman Allah kepadanya, "Kekayaanmu tidaklah setanding dengan kekayaan Nabi Sulaiman tetapi dia sedikit pun tidak lalai dan lupa dari mengingati Aku."

2) Allah menolak alasan dari hamba sahaya sekiranya ia berkata, "Aku adalah seorang hamba dan sentiasa terikat kepada suruhan yang menjadikan aku tidak bebas. Oleh sebab itu aku tidak berpeluang untuk beribadat kepada-Mu." Firman Allah kepadanya, "Utusan-Ku Nabi Yusuf juga pernah menjadi hamba tetapi tidak pula ia leka dari mengerjakan ibadatnya kepadaKu."

3) Allah menolak alasan dari orang miskin sekiranya ia berkata, "Kemiskinan dan kekurangan yang kami miliki inilah yang menyebabkan kami tidak berpeluang untuk beribadat kepada-Mu." Firman Allah kepadanya, "Kemiskinan yang kamu rasai tidaklah sebagaimana miskinnya seorang utusanKu iaitu Nabi Isa a.s dan ia tidaklah pula mengabaikan tanggungjawabnya kepada-Ku."

4) Allah menolak alasan dari orang yang sedang menderita sakit sekiranya ia berkata, "Penyakit inilah yang menghalang aku dari melakukan sujud kepada-Mu. Firman Allah kepadanya, "Penyakitmu tidaklah seteruk seperti apa yang dialami oleh hamba-Ku yang mulia iaitu Nabi Ayub a.s. tetapi lidah dan hatinya sedikitpun tidak berhenti dari menyebutkan akan nama-Ku."

source; di adaptasi daripada emel

Sunday, November 2, 2008

Mengharap pada Yang Satu

I asked for strength..and Allah gave me difficulties to make me strong..
I asked for wisdom..and Allah gave me problems to solve..
I asked for courage..and Allah gave me obstacles to overcome..
I asked for love..and Allah gave me troubled people to help..
I asked for favors..and Allah gave me opportunities..
Maybe I received nothing I wanted....
But I received everything I needed...

Source; Nurraz

Sunday, October 26, 2008

Surat dari iblis

( Surat ini akan membuat anda benar-benar berfikir)
(Sebenarnya surat ini hampir membuatku gila saat aku membacanya, tapi
aku harus forwardnya kerna catatan kecil dibawahnya)
************ ********* ********* **********
SURAT DARI SETAN UNTUK MU
Aku melihatmu kemarin, saat engkau memulai aktiviti harianmu.
Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu
Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan "Bismillah" sebelum memulai santapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isha sebelum berangkat ketempat tidurmu
Kau benar2 orang yang bersyukur, Aku menyukainya
Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak merubah cara hidupmu.
Hai Bodoh, Kamu millikku.
Ingat, kau dan aku sudah bertahun-tahun bersama,
dan aku masih belum bisa benar2 mencintaimu .
Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah.
Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.
Dia sudah mencampakkan aku dari surga, dan aku akan tetap memanfaatkanmu sepanjang masa untuk mebalaskannya
Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU dan dia masih memiliki rencana-rencana untukmu dihari depan.
Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku,
dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka.
Sehingga kita bisa bersama dua kali dan ini akan menyakiti hati ALLAH
Aku benar-benar berterima kasih padamu, karena aku sudah menunjukkan kepada NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa2 yang kita jalani
Kita nonton filem 'porno' bersama, memaki orang, mencuri, berbohong, munafik, makan sekenyang-kenyangya , bergosip, manghakimi orang, menghujam orang dari belakang, tidak hormat pada orang tua ,
Tidak menghargai Masjid, berperilaku buruk.
TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja.
Ayuhlah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya.
Aku masih memiliki rencana2 hangat untuk kita.
Ini hanya merupakansurat penghargaanku untuk mu.
Aku ingin mengucapkan 'TERIMA KASIH' kerana sudah mengizinkanku
memanfaatkan hampir semua masa hidupmu.
Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu.
Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa.
Dosa sudah mulai mewarnai hidupmu..
Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.
Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana berbuat dosa.
Yang perlu kau lakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong, berjudi, bergosip, dan hiduplah se ego mungkin.
Lakukan semua ini di depan anak-anak dan mereka akan menirunya.
Begitulah anak-anak .
Baiklah, aku persilakan kau bergerak sekarang.
Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggoda mu lagi.
Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas dosa-dosamu.
Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit.
Memperingati orang bukan tabiatku, tapi diusiamu sekarang dan tetap melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.
Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu.
Hanya saja kau harus menjadi orng tolol yang lebih baik dimata ALLAH.
Catatan : Jika kau benar2 menyayangiku , kau tak akan memberi surat ini dengan siapapun

Source; bulletin board friendster

Sunday, September 21, 2008

Menanti di alam barzakh

(lirik nasyid)

ku merintih aku menangis
ku meratap, aku mengharap... .
ku meminta dihidupkan semula
agar dapat ku kembali ke dunia nyata
perjalanan rohku melengkapi fitrah kembara
singgah di rahim bonda
sebelum menjejak ke dunia
menanti di barzakh
sebelum berangkat ke mahsyar
diperhitung amalan
penentu syurga atau sebaliknya.. ..
tanah yang basah bewarna merah
semerah mawar dan juga rindu...
tujuh langkah pun baru berlalu
seusai talkin bernada syahdu
tenang dan damai dipusaraku
nisan batu menjadi tugu..
namun tak siapa pun tahu
resah penantianku. .
terbangkitnya aku dari sebuah kematian
seakan ku dengar tangis mereka yang ku tinggalkan
kehidupan di sini bukan suatu khayalan
tetapi ia sebenar kejadian
kembali roh kembali. kembalilah ke dalam diri
sendirian sendiri, sendiri bertemankan sepi
hanya kain putih yang membaluti tubuhku
terbujur dan kaku
jasad di dalam keranda kayu
ajal yang datang di muka pintu
tiada siapa yanag memberitahu
tiada siapa pun dapat hindari
tiada siapa yang terkecuali
lemah jemari nafas terhenti
tidak tergambar sakitnya mati
cukup sekali tak sanggup untuk ku mengulangi
jantung berdegup kencang
menantikan malaikat datang
mengigil ketakutan
gelap pekat di pandangan
selama ini diceritakan
kini aku merasakan
di alam barzakh jasad dikebumikan. ...
SESUNGGUHNYA MATI ITU AMATLAH BENAR.....

Source; perkongsian melalui emel

Tuesday, September 9, 2008

Ramadhan

As I look searchingly into the sky
I look for a sign from Allah the most high
People think I'm crazy sitting in this cold
But I quest for something more precious than gold

For mankind this sign represents something great
but for the rejected one, it fills him with hate
Suddenly out of the darkness the moon does appear
the whole world rejoices 'Ramadan is here'

During Ramadan the shaytan is in chains
and Allah's mercy for a month reigns
The doors of heaven are open wide
begging for mankind to enter and abide

So often in Hadith we are reminded and told
that rewards are multiplied by many a fold
In this month do good deeds and read Quran
spend your time wisely and learn Islam

After all these years I have made up my mind
the right path and salvation I wish to find
To Allah's will I will surrender at last,
enshallah, Allah will forgive my past

Forgive-all those sins too good it sounds
but Allah's mercy knows no bounds
With sins stacked like mountains so high
will be forgiven within a blink of an eye

This Ramadan my heart and soul are alive
ready to change and ready to strive,
No more will the shaytan hold me back
in the worship of my Lord nothing will lack

Together lets make the decision to change
our priorities in this life lets re-arrange
This life on Earth is short and fast
but the life in the hereafter will forever last

Ironically this life for us holds much value
when the next life is the one thats true
To make effort on Dunya we never tire
but will it take us to paradise or hell fire?

This month will give a fresh perspective
on the way we ought to and the way we live
With Zikr and prayer lets increase our Iman
Join me and together lets celebrate Ramadan

With Ramadan here the changes begin,
Firstly walking away from a life of sin
The shackles of sin I have worn so long
Now caste away to the righteous I belong

The seeker finds and mercy does shower
On lail-a-tul Qadr - the night of Power
The Quran came down on this blessed night
A guidance for mankind an illuminating light

From the depth of your Soul please pray
as Duas are accepted and sins wiped away
Ask with a clean heart is all Allah requires
and ask for whatever good the soul desires

Listen to the Quran every night in Tarawih
Ah.. Allah's words what spiritual ecstasy
It cools your heart and calms your soul
So with crystal clear vision perceive your goal

For this goodness to last there is a price
For the Deen of truth you need sacrifice
To toss aside Dunya you hold so dear
Nothing but Allah will you ever fear.

Tossing and turning through every night
the demon called Dunya you need to fight
the demon called nafs you need to tame
because struggling to surrender is your ultimate aim

Etikaf is a another gift that Allah sent
The Last ten days in His path spent
in the Mosque in the presence of your Lord
doing Zikr, Talawat or Salah at your own accord

These days to Allah you must also dedicate
then disbelief and ignorance your will hate
The Quran and Sunnah will be your guide
Only then faith in your heart will reside.

Beginning this Ramadan lets make amends
Study and practice until our life ends
Everything but our deeds we leave behind
this is the truth to which we were blind

Our cars, wealth and house on earth will stay
our actions are the companions on that day
when your breath expires so does hope
so hold on firmly to Allah's rope

There is great wisdom in this rhyme
Its dedicated to me before its my time
for these changes my soul does yearn
this Ramadan enshallah its my turn

By Zahid bin Ghulam

source; blog kak pah

Wednesday, August 27, 2008

Rehatkan minda

Di sebuah kg ada 3 org remaja yg suka lepak. Sorang tu nama dia Ali,sorang
tu Budin dan sorang lagi Ciko. Aktiviti seharian depa ni menyebabkan tok imam
tak senang duduk. Pd satu hari tok imam tu dtg dg niat nak tarbiyah depa ni.

Maka berlakulah bbrp insiden cabar-mencabar. Tok imam tu cabar si mangkuk 3
ekor tu ke surau waktu Maghrib nnt.

Si Alipun berkata, "Tok imam ingat kami ni jahil sangat ke? Takpa, nnt kami
buktikan yg kami bkn la jahil sgt spt yg disangkakan" .

Maka apb hampir masuk waktu Maghrib pegilah malaun 3 ekor tu kesurau.

Tok imam pun suruh Ali azan. Tanpa berlengah terus je Ali azan, "Allah
Ta'ala... Allah Ta'ala..." Dg segera tok imam merampas mikrofon drp Ali &
menyuruh tok bilal azan semula. Terselah kejahilan Ali.

Selepas iqamat, masa nak sembahyang tok imam pun mengangkat takbiratul
ihram. Tok imam pun satu hal, angkat sekali x khusyuk, angkat 2x pun x
khusyuk jgk lg..

Masuk je kali ketiga, Budin panggil tok imam. "Tok,tokduduk kat belakang,
biar saya jadi imam." Tok imam punundur le ke belakang.

Budin pun angkat le takbiratul ihram. "Allahu akbar!" Maka para makmum pun
ikut angkat takbiratul ihram & memulakan solat. Tiba2 je si Budin ni pusing
ke belakang dan berkata, "Aa, tengok! Sekali jee tokkkk!!"

Lalubatallah solat Budin. Yg lain2 pun ikut berenti sambil ketawaterbhk2.

Tok imam pun mintak pulak si Ciko jadi imam. Si Ciko pun terus ke depan jadi
imam solat tersebut bermula dari takbir sampai le habis sembahyang. Siap dg
wirid2nya sekali. Punyalah respek tok imam kat si Ciko niii...

Lepas solat, tok imam pun puji-memuji leee si Ciko ni... Tapi dgn bongkaknye
si Ciko berkata,

"He hee, itu belum ambil wuduk lagi tu.Kalau tak, lagi dassat aku semayang.
He heee..."

Tok imam pun terkedu & terpana...

source: e-mail

Wednesday, August 20, 2008

KALAU TAK SUKA PULANGKAN

Sebak rasanya bila membaca kisah sedih di bawah. Sama-sama kita muhasabah diri dan perbaiki sikap dan layanan kita selama ini kepada ahli keluarga.

KALAU TAK SUKA PULANGKAN


Kereta dihentikan betul-betul di hadapan rumah. Pintu pagar automatiknya terbuka. Perlahan kereta dihalakan ke dalam garaj. "Horey! Papa balik!" Kelihatan anak-anaknya berlari mengiringi keretanya.

"Tepi! Bahaya tau tak?" Jeritnya.

Anak-anak termanggu. Cahaya kegembiraan di wajah mereka pudar.

"Aimin bawa adik ke belakang." Arahnya pada anak yang sulong.

Pulangnya petang itu disambut dingin oleh anak-anak. Isterinya turut terdiam bila mendengar anak-anak mengadu tentang papa mereka.

"Papa penat. Aimin bawa adik mandi dulu. Mama siapkan minum petang. Lepas minum papa mesti nak main bola dengan kita," pujuk Laila.

Dia yang mendengar di ruang tamu hanya mendengus. Seketika kemudian terdengar hilai tawa anak-anaknya di bilik mandi. Dia bangun.

"Hah! Main air. Bil bulan ini papa kena bayar dekat seratus. Cepat! Tutup paip tu! Buka shower!" Sergahnya. Suara yang bergema mematikan tawa anak-anaknya. "Asal saya balik rumah mesti bersepah. Kain baju berselerak. Apa awak makan tidur aje ke duduk rumah?" sambungnya kembali bila isterinya terpacul di belakang pintu.

"Anak-anak pa. Diorang yang main tu. Takpe nanti mama kemas. Papa minum ye. Mama dah siapkan kat taman." Balas isterinya lembut.

"Fail saya kat depan tu mana?"

"Mama letak dalam bilik. Takut budak-budak alihkan."

"Boleh tak awak jangan usik barang-barang saya? Susah tau tak? Fail tu patutnya saya bawa meeting tengahari tadi." Rungutnya sekalipun di hati kecil mengakui kebenaran kata-kata isterinya itu.

Suasana sepi kembali. Dia menarik nafas berat. Terasa begitu jauh berbeza. Dia tercari-cari riuh suara anak-anak dan wajah isterinya. "Laila" Keluhnya Akhirnya dia terlena di sofa.


------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -
"Saya nak ke out station minggu depan."

"Lama?" Soal Laila.

"Dalam seminggu."

"Cuti sekolah pun lama. Mama ikut boleh?"

"Budak-budak? "

"Ikut jugalah."

"Dah! Takde! Takde! Susah nanti. Macam-macam diorang buat kat sana . Tengok masa kat Legacy dulu tu&"

"Masa tu Amirul kecik lagi." Balas Laila. Wajahnya sayu. Dia masih berusaha memujuk biarpun dia tahu suaminya tak mungkin berganjak dari keputusan yang dibuat. Tak mungkin peristiwa Amirul terpecahkan pinggan di hotel dulu berulang. Anak itu masih kecil benar sewaktu ia berlaku. Lagipun apa sangatlah harganya pinggan itu malahan pihak hotel pun tak minta ganti rugi. " Bolehlah Pa ! Lama sangat kita tak ke mana-mana." "Nak jalan sangat Sabtu ni saya hantar awak balik kampung," Muktamad! Demikianlah seperti kata-katanya. Anak-anak dan isterinya dihantar ke kampung. Laila tak merungut apa-apa meskipun dia tahu isterinya berkecil hati. Anak-anak terlompat riang sebaik kereta berhenti di pengkarangan rumah nenek mereka. Tak sampai setengah jam dia telah bergegas semula untuk pulang. Bapa mertuanya membekalkan sebuah kitab lama.

"Cuba-cubalah baca. Kitab tu pun abah ambil dari masjid. Dari mereka bakar abah ambik bagi kamu!"

"Manalah saya ada masa.." "Takpe..pegang dulu. Kalau tak suka pulangkan balik!" Dia tersentak dari khayalannya. "Kalau tak suka pulangkan balik!" Kata-kata itu bergema di fikirannya. Dia rasa tersindir. Tahukah bapa mertuanya masalah yang melanda rumahtangganya itu? Bukan..bukan tak suka malah dia tetap sayang sekalipun Laila bukan pilihannya. Dunia akhirat Laila adalah isterinya. Cuma..

"Mizi, makan!" Panggil ibunya yang datang menemaninya sejak seminggu lalu. "Jangan ikutkan hati. Yang sudah tu sudahlah."


------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -------
"Papa! Makan!" Jerit Aiman ,anak keduanya sambil tersengih-sengih mendapatkan dirinya. "Tak boleh panggil papa elok-elok. Ingat papa ni pekak ke?"

Aiman menggaru kepalanya yang tak gatal. Pelik! Kenapa papanya tiba-tiba saja marah. Dia berpatah semula ke dapur.

"Awak masak apa?"

"Mama masak sup tulang dengan sambal udang!" jawab Amirul memotong sebelum sempat mamanya membuka mulut.

"Takde benda lain ke awak boleh masak? Dah saya tak nak makan. Hilang selera!"

"Papa nak ke mana?" Soal isterinya perlahan.

"Keluar!"

"Mama dah masak Pa!"

"Awak saja makan!"

"Takpe Aiman boleh habiskan. Cepatlah ma!"

Laila tahu Aiman hanya memujuk. Anak keduanya itu sudah pandai mengambil hatinya. Aimin tersandar di kerusi makan. Sekadar memerhati langkah papanya keluar dari ruang makan. "Kenapa sekarang ni papa selalu marah-marah ma?" Soal Aimin sambil menarik pinggannya yang telah berisi nasi. "Papa banyak kerja agaknya. Dah! Makan." "Abang tak suka tengok papa marah-marah. ." "Adik pun sama. Bila papa marah muka dia macam gorilla kan ?"

Kata-kata Aiman disambut tawa oleh abang-abangnya yang lain. Laila menjeling. Di hati kecilnya turut terguris Besar sangatkah dosanya hingga menjamah nasi pun tidak. Kalau ada pun salahnya, apa?

Syamizi menjengah ke ruang dapur. Kosong.

"Laila.." serunya

"Sudahlah tu Mizi! Jangan diingat-ingat. Kerja Tuhan ni tak dapat kita tolak-tolak. Bawak-bawaklah beristighfar. Kalau terus macam ni sakit kau nanti." Kata ibunya yang muncul tiba-tiba.

"Sunyi pulak rumah ni mak,"

"Lama-lama kau biasalah."

Airmatanya menitis laju. "Kalau tak suka pulangkan!" Dia rasa terhukum. Hampir segenap saat kata-kata itu bergema di sekitarnya. Dia rasa terluka. Kehilangan yang amat sangat.


------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -------
"Papa beli apa untuk Aiman?" Soal Aiman sebaik dia pulang dari outstationnya.

"Beli apa pulak? Barang permainan kan bersepah dalam bilik belakang tu."

"Tak ada lah?"

"Ingat papa ni cop duit?"

Aiman termangu. Dia berlalu mencari mamanya di dapur. Seketika kemudian rumah kembali riuh dengan telatah anak-anak lelakinya yang bertiga itu mengiringi mama mereka yang sedang menatang dulang berisi hidangan minum petang.

Wajah Laila direnungnya. Ada kelainan pada raut itu. Riaknya tenang tapi ada sesuatu yang sukar ditafsirkannya. "Awak tak sihat ke?"

Laila tersenyum. Tangannya pantas menuang air ke cawan.

"Papa, tak lama lagi abang dapat adik lagi." Aimin mencelah di antara perbualan kedua ibu bapanya.

Shamizi tersenyum. Jemari isterinya digenggam erat. Tiba-tiba cawan berisi kopi yang masih panas terjatuh dan pecah di lantai. Aiman tercegat.

"Tengok! Ada saja yang kamu buat. Cuba duduk baik-baik. Kalau air tu tak tumpah tak sah!" Tempiknya membuatkan anak itu tertunduk ketakutan. Baju mamanya dipegang kejap.

Lengan Aiman dipegangnya kuat hingga anak kecil itu mula menangis. Pantas saja akhbar di tangannya hinggap ke kepala anaknya itu. Laila cuba menghalang tapi dia pantas dulu menolak isterinya ke tepi. Aiman di pukul lagi. Amirul menangis. Aimin mendapatkan mamanya.

"Perangai macam beruk! Tak pernah buat orang senang!"

Laila bangun dari jatuhnya dan menarik lembut Aiman ke dalam pelukkannya. Airmata mereka bersatu. Pilu sungguh hatinya melihat kekasaran suaminya terhadap anak-anak.

"Cukuplah pa. Papa dah hukum pun dia tapi janganlah sebut yang bukan-bukan. " Ujar Laila perlahan

"Macamana awak didik budak-budak sampai macam ni teruk perangainya? Tengok anak orang lain ada macam ni? Anak kak Long tu tak pulak macam ni. Panjat sana , kecah barang. Gila apa?" Omelnya kembali.

Shamizi meraut wajah. Bukan kepalang salahnya pada Aiman. Padanya anak itu tak pernah dapat memuaskan hatinya. Ada saja salah Aiman di matanya. Ada saja yang kurang di hatinya terhadap anak-anak dan isteri. Tak cukup dengan perbuatan malah dia begitu mudah melemparkan kata-kata yang bukan-bukan terhadap mereka.

------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------
"Tak boleh ke kamu semua senyap? Dalam sehari ni boleh tak diam? Rimas betul duduk dalam rumah ni." Laila menyuruh anak-anaknya bermain di halaman belakang rumah. Memberi sedikit ruang buat suaminya menonton dengan tenang. Malangnya tak lama kemudian kedengaran bunyi tingkap kaca pecah. "Celaka betul!" Sumpahnya sambil menghempaskan akhbar ke meja. "Abang!"
"Baik awak tengok anak-anak awak tu sebelum saya hambat dengan rotan! Perangai satu-satu macam tak siuman!" Getusnya kasar.
Akhirnya tingkap yang pecah kembali diganti. Cerita sumpah seranahnya petang itu hilang begitu saja. Laila berubah. Sikapnya yang pendiam menjadi semakin pendiam. Anak-anak juga sedikit menjauh. Tak ada lagi cerita Amirul di tadika. Tak ada lagi kisah Aimin yang cemerlang di dalam sukan sekolahnya. Aiman juga tak lagi mahu memanggilnya makan.

Shamizi terasa puas hati. Barangkali itu saja caranya untuk memberi sedikit pengajaran pada anak-anak.

"Pak Ngah, Eddie nak balik!" Shamizi terpana. Dia mengangguk. "Kak Long balik dulu Mizi. Sudahlah! Kamu muda lagi. Cari pengganti." Alangkah mudahnya. Kalaulah dia boleh bertemu lagi yang serupa seperti Laila. Laila tak ada yang kurang Cuma dia yang tak pernah puas hati. Laila tak pernah merungut. Laila tak pernah membantah. Sepanjang usia perkahwinan mereka Laila tak pernah meminta lebih dari apa yang dia beri. Laila cuma dapat gred B walaupun dia teramat layak untuk mendapat gred yang lebih baik dari A. "Laila"


------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- -------
"Papa nak ke mana hensem-hensem gini?" Dia tersenyum sambil menjeling ke cermin meninjau bayang isterinya yang kian sarat. "Wangi-wangi lagi. Dating ye?"

"Saya ada makan malam di rumah bos besar. Dia buat makan-makan untuk staff." Ujarnya masih leka membetulkan kolar kemeja batiknya.

"Ikut boleh?"

"Dia tak ajak family. Staff only!" Terangnya sedangkan difikirannya terfikir lain. Kali ni dia akan pergi ke jamuan tu dengan Helmi. Helmi akan turut menumpangkan Maria dan Harlina. Staff yang masih muda dan bujang. "Dalam setahun papa selalu ke jamuan office tapi tak pernah pun bawak kami."

"Leceh kalau ada budak-budak. Bukan tau duduk diam Lari sana sini, panjat itu ini. "

"Papa pesanlah.."

"Nantilah besar sikit." Dalihnya.

"Kalau tunggu besar takut takde peluang. Nanti diorang tu dah tak nak ikut pergi mana pun."

"Lagi senang. Saya kalau lasak-lasak ni buat hati panas je,"

Laila terdiam. "Namanya budak-budak. Anak-anak papa tu lelaki."

"Saya pergi kejap je. Lepas tu terus balik." "Mama tanya sikit boleh?" Dia mengangguk "Bos tak pelawa atau papa malu nak bawa mama dan anak-anak?"

Mereka dia tinggalkan di rumah. Di jamuan tu ramai staff yang membawa keluarga mereka bersama. Pada Shamizi dia mahukan keselesaan sedangkan hakikatnya anak-anak staff yang lain lebih lasak dan nakal. Semeja hidangan untuk anak-anak staff berderai bila ada yang bermain tarik-tarik alas kainnya.

"Never mind. Budak-budak memang macam tu. Kalau tak lasak tak cerdik," ujar Mr. Kwai, tuan rumah.

Shamizi sedikit mengakui kebenaran kata-kata itu. Anak-anaknya pun nakal tapi amat membanggakan dalam pelajaran. Namun dia rasa serba tak kena bila bersama mereka. Bimbang ada yang menyata yang bukan-bukan tentang anak-anaknya yang lasak apatah lagi tentang isterinya Laila. Bimbang dimalukan dengan perangai anak-anaknya. Bimbang jika dikatakan Laila tidak sepadan dengan dirinya. Dia lulusan luar negara sedang Laila cuma perempuan kampung. Tak pandai bergaya seperti staff wanita yang lain. Betullah jangkaan Laila, dia malu untuk memperkenalkan isteri dan anak-anaknya pada rakan-rakan.

"Kalau tak suka pulangkan!
" Kata-kata itu semakin keras di fikirannya. Pagi itu anak-anak sekali lagi dimaki sebelum ke sekolah. Semata-mata bila Aimin dan Aiman bergelut berebutkan tempat duduk di meja makan menyebabkan air cuci tangan tumpah ke meja. Berangnya tiba-tiba menguasai diri. Kepala kedua-duanya di lagakan sedangkan perebutan itu tidak pula disusuli dengan perkelahian. "Kamu semua ni..kalau macam ni daripada ada elok tak ada. Menyusahkan! " Laila merenungnya dalam.. Matanya berkaca dan anak-anak ke sekolah tanpa menyalaminya seperti selalu. Laila juga tidak berkata apa-apa sebelum menghidupkan enjin untuk menghantar anak-anak ke sekolah. Shamizi dapat melihat Laila mengesat airmatanya. Dia terus menghadapi sarapannya. Sejenak dia terpandang hidangan untuk anak-anak yang tak bersentuh. Susu masih penuh di cawan. Roti telur yang menjadi kesukaan anak-anak juga tidak dijamah. Bekal di dalam bekas tidak diambil. Pelik! Selama ini Laila tak pernah lupa.. "Kalau tak suka pulangkan,"

Kali ini dia benar-benar menangis. Laila dan anak-anak terus tak pulang selepas pagi itu. Hari-harinya tak lagi diganggu dengan gelagat anak-anak. Rumah terus sunyi dan sepi. Tetap dia tak dapat tidur dengan lena. Di halaman belakang hanya ada kenangan. Kelibat anak-anaknya bergumpal dan berlari mengejar bola tak lagi kelihatan. Riuh anak-anak bila mandi di bilik air juga tidak lagi kedengaran. Dia mula dihambat rindu. Hanya ada kesunyian di mana-mana. Hanya tinggal bola yang terselit di rumpun bunga.


Selaut rindu mula menghambat pantai hatinya. Laila.


Benarlah, kita hanya tahu harganya bila kita kehilangannya.

Laila terus tak pulang sekalipun dia berjanji untuk berubah. Laila pergi membawa anak-anaknya pagi itu bila kereta mereka dirempuh sebuah kereta lain yang dipandu laju. Laila pergi tanpa meninggalkan satu pun untuknya. Laila pergi membawa Aimin, Aiman, Amirul dan zuriat yang bakal dilahirkan dua bulan lagi..

Dia menangis semahu-mahunya bila menatap wajah lesi anak-anak dan isterinya. Dia meraung memeluk tubuh Laila yang berlumuran darah. Hakikatnya Laila adalah kitab lama itu, lapuk bagaimana pun dipandangan harganya tak terbanding, dan kerana keengganannya Laila dipulangkan. ......... ......



source; e-mail

Friday, August 15, 2008

Harimau yang beriman


""Alkisah... .. Seorang lelaki islam ponteng sembahyang Jumaat. Sebaliknya dia masuk hutan untuk memburu ayam hutan. Sedang dia terhendap2 di dalam semak, tiba2 dia berlanggar dengan seekor HARIMAU yang sedang lena tidur.

Dia begitu terkejut sehingga senapangnya tercampak lalu tergelungsur ke dalam jurang. Dia pula tergolek ke arah lain, jatuh ke atas batu dan KRAKKKK! Kedua2 kakinya patah. Jangan risau .. ini bukanlah berita buruk ok. Ada lagi .. Berita buruknya adalah HARIMAU tadi terus menghambatnya, sedangkan dia dah tak boleh bergerak lagi.

"Ya Allah," doa lelaki tersebut,"Ampunilah dosaku kerana ponteng sembahyang jumaat berjemaah pada hari Jumaat yang mulia ini ..

Ampunilah aku ya Allah ..makbulkan hajat ku ini .. jadikanlah HARIMAU yang memburuku HARIMAU yang beriman .. tolong ya Allah! Aminnn.."

Tiba2 guruh berdentum! HARIMAU tadi tiba2 terhenti betul2 di hadapan lelaki tadi.

Harimau itu bertukar menjadi seekor harimau yang beriman dan bersopan santun.


Sambil menadah kedua2 kaki depannya ke langit ..

HARIMAU tersebut pun berdoa...

"Allahumma barik lana, fima razaktana, wa qina azzabbannar. Aminnnnn.... ........ "

source: e-mail

Wednesday, August 13, 2008

Beza 1 Ringgit dan 50 Ringgit

Really meaningful jokes..
------------ --------- --------- --------- -
Duit seringgit telah bertemu dengan lima puluh ringgit
"Oit, lama tak nampak, mana ko pergi?"
Lima puluh menjawab " Aku pergi merata tempat. Pergi stadium tgk bola,
Naik STAR Cruise, gi KK naik AirAsia, lepak One Utama, konsert AF,
M'sian Idol.. tempat2 cam tuh lah. Eh, ko camner lak?"

Duit singgit menjawab perlahan seraya menunduk,
"Hmm..biasa lah.. Balik-balik tempat yg sama…………'SURAU…., MASJID……., SURAU………"


source; e-mail

Tuesday, August 12, 2008

Man Dol yg bijak

PART I
Cikgu Berahim sedang mengendali kelasnya dalam aktiviti sukan di padang sekolah. Seperti biasa, Cikgu Berahim akan menyuruh murid²nya melakukan regangan otot. Tiba di satu bahagian, dimana murid² baring dan mengangkat kaki lalu menggerakkannya seperti sedang mengayuh basikal. Cikgu Berahim asyik memerhati seorang muridnya yang pada mulanya menggerakkan kakinya tiba² memberhentikan kakinya. Lalu Cikgu Berahim menyergah muridnya yang bernama Man Dol.

"Woiiii Man, apa sebab kau berhenti ni hah".
"Oh Cikgu Berahim, basikal saya tengah turun bukit Cikgu, sebab tu saya berhenti.Takkan nak kayuh jugak.


PART II
Waktu sekolah telah tamat.sebelum keluar kelas, Cikgu Berahim telah bertanya kpd murid²nya.
Cikgu : Siapa nak masuk/pergi syurga? Semua murid mengangkat tangan kecuali Man Dol lalu Cikgu Berahim pun bertanya,
Cikgu : Man, kenapa awak tak nak pergi/masuk syurga?
Man : Mak saya kata lepas habis sekolah, terus balik rumah.. jangan pergi mana-mana.


PART III
Cikgu Berahim sedang mengajar Bahasa Melayu dalam kelas 1 Mawar...
Cikgu : Man, boleh kamu buat ayat dengan menggunakan perkataan tepong?
Man : Itu senang saja cikgu.. ayatnya ialah..... emak sedang membuat kek didapur.
Cikgu : Mana tepungnya??
Man : Tepong kan ke dalam kek tu.... Cikgu nie tak sekolah ke hape??


PART IV
Seperti biasa, Cikgu Berahim nie mengajar pelajar di Sekolah Agama. Cikgu Berahim mengajar budak tahun satu. Pada hari tersebut, beliau mengajar bab"cara berwudhuk"Selepas mengajar, beliau (Cikgu) selalu meminta muridnya bertanyakan soalan jika terdapat kemusykilan.
Cikgu : Ada sesiapa hendak bertanyakan soalan? Tiba² seorang anak muridnye mengangkat tangan, nama murid tu adalah Man Dol. Man : Ada Cikgu. saya ada satu kemusykilan. Boleh tak kita ambil wudhuk dua kali?
Cikgu : Boleh, tapi kenapa sampai dua kali ambil wudhuk?
Man : Saya ambil dua kali sebab kalau saya terkentut, wudhuk lagi satu tu boleh buat spare part!
Cikgu : Allahhuakbarr! !!


PART V
Cikgu Berahim: Joe, cuba terangkan apakah tugas akar pokok pisang?
Joe : Untuk mencari makanan, Cikgu
Cikgu Berahim: Bagus! Sekarang giliran Wati pulak. Apakah tugas batang pokok pisang?
Wati : Untuk membawa makanan yang dicari akarnya, Cikgu
Cikgu Berahim: Bagus! Sekarang giliran Man Dol pula. Apakah tugas daun pisang?
Man Dol :untuk membungkus nasi lemak, Cikgu...
Cikgu Berahim: uii... lagi bagus.... berdiri atas meja sampai habis kelas..





source: e-mail

Amazing Illusion ever!

Is This Possible??





Are the purple lines straight or bent?



Do you see gray areas in between the squares?

Now where did they come from?




You should see a man's face and also a word...
Hint: Try tilting your head to the right, the world begins with 'L'



If you take a look at the following picture , let me tell you .... it is not animated. Your eyes are making it move. To test this, stare at one spot for a couple seconds and everything will stop moving. Or loo k at the black center of each circle and it will stop moving. But move your eyes to the next black center and the previous will move after you take your eyes away from it.... Weird









Source: e-mail

Apa bayi buat dalam perut?

(temuramah secara maya)

Sebenarnya ada dua soalan, apa bayi buat dalam perut dan apa korang buat dalam dunia ni...Untuk mengetahui apa yang bayi buat dalam perut, kita tanya seorang ibu (kononnya) yang di beri izin oleh Allah untuk bercakap dengan bayinya….

BERCAKAP DENGAN BAYI:

Ibu: Apa kabar kau?

Bayi: Kabar baik aku.

Ibu: Apa kau buat kat dalam tu?

Bayi:Aku duk pusing2 sambil makan2.

Ibu: Ada apa kat dalam?

Bayi: Tak nampak apa2, gelap tapi nyaman, tidak sejuk dan panas, sambil makan2. Aku selesa di sini.

Ibu: Apa kau makan kat dalam tu?

Bayi:Makanan yang dihantar melalui tali pusat.

Ibu: Oh..Itu darah haid…agaknya.

Bayi: Apa itu darah haid.?

Ibu:.. kalau ibu cakap pun kau bukannya paham..

Bayi: Cakap je lah..

Ibu: Perempuan kalau tidak beranak keluar darah haid, tapi bila dah mengandung darah haid dah takde, Allah tukar jadi makanan bayi ..ibu rasalah…agaknya.

Bayi: Tak faham aku..

Ibu: Kang ibu dah cakap….

Bayi: Tapi aku tak sedap hatilah, aku makin hari makin sukar bergerak, ada benda2 tak berguna keluar dari badan aku dan menganggu aku.

Ibu: Patutlah kau duduk terajang-terajang, rupa2nya kau tak bebas bergerak..Itu adalah tangan dan kaki kau, kau tak perlukan kat dalam tu tapi bila kau keluar kau sangat2 perlukan tangan dan kaki kau tu..

Bayi: Ah taknaklah saya, baik saya gunakan zat tu untuk besarkan tali pusat. Boleh makan banyak sikit.

Ibu: Jangan begitu anakku, bila kau lahir nanti takkan ade doctor boleh cipta kaki untuk kau, kau akan cacat selama-lamanya…kau tak boleh naik basikal

Bayi: Basikal tu apa?

Ibu:Itu adalah salah satu nikmat dunia, bila sampai masa nanti kau akan kena keluar dari perut mak, kau akan menagis terkejut…

Bayi: Baiklah mak…tapi saya tak takut kerana tuhan dah bagitau bila saya keluar nanti ada malaikat jaga saya.

Ibu: Malaikat?, Siapa nama malaikt tu…?

Tuhan kata panggilah dia: BONDA.

Tammat…

Sekarang korang ikuti temubual aku bersama makhluk ‘engkau’…

BERCAKAP DENGAN ENGKAU:

Aku: Apa kabar kau?

Engkau: Kabar baik aku.

Aku: Apa kau buat kat dunia ni?

Engkau:Aku duk pusing2 sambil cari makan..

Aku: Apa yang kau makan?

Engkau:yang halal. Macam2 ada: nasi ayam, nasi itik. Nasi goreng kampong…

Aku: Oh..Itu makanan dari tanah.Akhirat nanti makan dari khazanah Allah..

Engkau:: Apa itu khazanah Allah..

Aku:.. kalau aku cakap pun kau bukanya paham..

Engkau:: Cakap je lah..

Aku: Khazanah Allah ,makan dlm shurga kau niat je terus muncul, macam magik ler...

Engkau:: Tak faham aku..

Aku: Kang aku dah cakap….

Engkau: Tapi aku tak sedap hatilah ramai pendaqwah ganggu aku, mintak aku bagi masa dengar ceramah, tak bebas aku dibuatnya…

Aku: Patutlah kau lari2, rupa2nya kau rasa tak bebas bergerak. Diorang tu mintak masa supaya akhirat nanti kau tak rugi…bila kau tak solat, akhirat nanti takde kepala, kau tau?

Engkau:: ye ke ni,,,Ah taknaklah aku, baik aku gunakan masa tu untuk besarkan pernigaan aku. Boleh makan banyak sikit.

Aku: Janganlah begitu engkau…, bila kau dah jadi mayat nanti takkan ade org boleh tolong kau dalam kubur, padang mahshar, titi sirat…tak dapat shafaat nabi.

Engkau:: Shafaat tu ape?

Aku; Itu adalah salah satu nikmat akhirat, Nabi bagi kat org yg ikut sunnah dia...bila sampai masa nanti kau akan akan jadi mayat, baru kau tau...kau akan menangis terkejut…

Engkau: ah..mulalah nak daqwah aku tu.... aku sibuklah nak baca blog engkau ni baik aku pergi besar kan ‘tali pusat’ aku….

Sigh out….

Disini solat, puasa, haji memang tak nampak manfaat, tapi korang akan dapat manfaatnya disana, akhirat yang kekal abadi…macam bayi, dalam rahim tangan, kaki, mana ada manfaat, bila dah beranak kalau cacat, cacat selama-lamanya, tali pusat yang paling sedap dalam perut mak kita jika bagi kat korang sekarang, muntah bueekkk, korang…tapi manusia hari ini sibuk besarkan ‘tali pusat’ hingga lupa pada perintah Allah…nauzubillah…

Ps: Hari2 dalam surat khabar cerita pasal mayat bayi dan mayat bapak budak ditemui di sana-sini….mayat kita juga akan di jumpai seseorang…

source: blog kereta mayat

Thursday, July 24, 2008

Untukmu sahabatku

"Apabila seseorang melukakan hati kita, catatkan ia di atas pasir supaya ia akan terkambus apabila ditiup angin kemaafan. Tetapi apabila seseorang itu membuat kebaikan kepada kita, nukilkannya di atas batu supaya angin kemarahan tidak mampu memadamkannya."

source; klinik ummi
(Dipetik dari Mastika-Ogos 2008 m/s 29)

Wednesday, July 23, 2008

Apakah Membaca Al-Quran Bermanfaat Tanpa Tahu Maknanya?

This is a beautiful story. May our hearts open by it.

Why do we read Quran, even if we can't understand a single Arabic word?

An old man lived on a farm in the mountains of eastern Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa was up early sitting at the kitchen table reading his Qur'an. His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in every way he could.

One day the grandson asked, 'Grandpa! I try to read the Qur'an just like you but I don't understand it, and what I do understand I forget as soon as I close the book. What good does reading the Qur'an do?' The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and replied, 'Take this coal basket down to the river and bring me back a basket of water.'

The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got back to the house. The grandfather laughed and said, 'You'll have to move a little faster next time,' and sent him back to the river with the basket to try again. This time the boy ran faster, but again the basket was empty before he returned home. Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry water in a basket, and he went to get a bucket instead. The old man said, 'I don't want a bucket of water; I want a basket of water. You're just not trying hard enough,' and he went out the door to watch the boy try again.

At this point, the boy knew it was impossible, but he wanted to show his grandfather that even if he ran as fast as he could, the water would leak out before he got back to the house. The boy again dipped the basket into river and ran hard, but when he reached his grandfather the basket was again empty. Out of breath, he said, 'See Grandpa, it's useless!' 'So you think it is useless?' The old man said, 'Look at the basket.'

The boy looked at the basket and for the first time realized that the basket was different. It had been transformed from a dirty old coal basket and was now clean, inside and out.

'Son, that's what happens when you read the Qur'an. You might not understand or remember everything, but when you read it, you will be changed, inside and out. That is the work of Allah in our lives.'

source; buletin papisma terengganu

Tuesday, July 15, 2008

90/10 Principle

It will change your life (at least the way you react to situations).

What is this principle?

10% of life is made up of what happens to you. 90% of life is decided by how you react. What does this mean?

We really have no control over 10% of what happens to us. We cannot stop the car from breaking down. The plane will be late arriving, which throws our whole schedule off. A driver may cut us off in traffic. We have no control over this 10%. The other 90% is different. You determine the other 90%. How? ……….By your reaction. You cannot control a red light. but you can control your reaction. Don't let people fool you; YOU can control how you react.

Let's use an example. You are eating breakfast with your family. Your daughter knocks over a cup of coffee onto your business shirt. You have no control over what just happened. What happens next will be determined by how you react. You curse. You harshly scold your daughter for knocking the cup over. She breaks down in tears. After scolding her, you turn to your spouse and criticize her for placing the cup too close to the edge of the table. A short verbal battle follows. You storm upstairs and change your shirt. Back downstairs, you find your daughter has been too busy crying to finish breakfast and get ready for school. She misses the bus. Your spouse must leave immediately for work. You rush to the car and drive your daughter to school. Because you are late, you drive 40 miles an hour in a 30 mph speed limit.

After a 15-minute delay and throwing $60 traffic fine away, you arrive at school. Your daughter runs into the building without saying goodbye. After arriving at the office 20 minutes late, you find you forgot your briefcase. Your day has started terrible. As it continues, it seems to get worse and worse.

You look forward to coming home. When you arrive home, you find small wedge in your relationship with your spouse and daughter. Why? …. Because of how you reacted in the morning. Why did you have a bad day? A) Did the coffee cause it? B) Did your daughter cause it? C) Did the policeman cause it? D) Did you cause it? The answer is “D". You had no control over what happened with the coffee. How you reacted in those 5 seconds is what caused your bad day.

Here is what could have and should have happened. Coffee splashes over you. Your daughter is about to cry. You gently say, "Its ok honey, you just need to be more careful next time". Grabbing a towel you rush upstairs. After grabbing a new shirt and your briefcase, you come back down in time to look through the window and see your child getting on the bus. She turns and waves. You arrive 5 minutes early and cheerfully greet the staff. Your boss comments on how good the day you are having.

Notice the difference? Two different scenarios. Both started the same. Both ended different. Why? Because of how you REACTED. You really do not have any control over 10% of what happens. The other 90% was determined by your reaction. Here are some ways to apply the 90/10 principle. If someone says something negative about you, don't be a sponge. Let the attack roll off like water on glass. You don't have to let the negative comment affect you! React properly and it will not ruin your day. A wrong reaction could result in losing a friend, being fired, getting stressed out etc.

How do you react if someone cuts you off in traffic? Do you lose your temper? Pound on the steering wheel? A friend of mine had the steering wheel fall off) Do you curse? Does your blood pressure skyrocket? Do you try and bump them? WHO CARES if you arrive ten seconds later at work? Why let the cars ruin your drive? Remember the 90/10 principle, and do not worry about it. You are told you lost your job. Why lose sleep and get irritated? It will work out. Use your worrying energy and time into finding another job. The plane is late; it is going to mangle your schedule for the day. Why take outpour frustration on the flight attendant? She has no control over what is going on. Use your time to study, get to know the other passenger. Why get stressed out? It will just make things worse.

Now you know the 90-10 principle. Apply it and you will be amazed at the results. You will lose nothing if you try it. The 90-10 principle is incredible. Very few know and apply this principle. The result? Millions of people are suffering from undeserved stress, trials, problems and heartache. We all must understand and apply the 90/10 principle. It CAN change your life!!! Enjoy….

source; e-mail

Friday, July 11, 2008

What the World Eats

Germany : The Melander family of Bargteheide
Food expenditure for one week : 375.39 Euros or $500.07
Favorite foods: fried potatoes with onions, bacon and herring, fried noodles with eggs and cheese, pizza, vanilla pudding

United States : The Revis family of North Carolina
Food expenditure for one week : $341.98
Favorite foods : spaghetti, potatoes, sesame chicken


Japan : The Ukita family of Kodaira City
Food expenditure for one week : 37,699 Yen or $317.25
Favorite foods
: sashimi, fruit, cake, potato chips

Italy : The Manzo family of Sicily Food expenditure for one week : 214.36 Euros or $260.11
Favorite foods
: fish, pasta with ragu, hot dogs, frozen fish sticks



Great Britain : The Bainton family of Cllingbourne Ducis
Food expenditure for one week : 155.54 British Pounds or $253.15
Favorite foods
: avocado, mayonnaise sandwich, prawn cocktail, chocolate fudge cake with cream

Kuwait : The Al Haggan family of Kuwait City
Food expenditure for one week : 63.63 dinar or $221.45
Family recipe: Chicken biryani with basmati rice

Mexico : The Casales family of Cuernavaca
Food expenditure for one week : 1,862.78 Mexican Pesos or $189.09
Favorite foods
: pizza, crab, pasta, chicken

China : The Dong family of Beijing Food expenditure for one week : 1,233.76 Yuan or $155.06
Favorite foods
: fried shredded pork with sweet and sour sauce

Poland : The Sobczynscy family of Konstancin-Jeziorna
Food expenditure for one week : 582.48 Zlotys or $151.27
Family recipe : Pig's knuckles with carrots, celery and parsnips

United States : The Caven family of California
Food expenditure for one week : $159.18
Favorite foods: beef stew, berry yogurt sundae, clam chowder, ice cream

Egypt : The Ahmed family of CairoFood expenditure for one week : 387.85 Egyptian Pounds or $68.53
Family recipe
: Okra and mutton



Mongolia : The Batsuuri family of Ulaanbaatar
Food expenditure for one week: 41,985.85 togrogs or $40.02
Family recipe : Mutton dumplings

Ecuador : The Ayme family of Tingo
Food expenditure for one week : $31.55
Family recipe: Potato soup with cabbage



Bhutan : The Namgay family of Shingkhey Village

Food expenditure for one week : 224.93 ngultrum or $5.03
Family recipe: Mushroom, cheese and pork


Chad : The Aboubakar family of Breidjing Camp

Food expenditure for one week : 685 CFA Francs or $1.23
Favorite foods : soup with fresh sheep meat

Source; E-mail